08 Juli 2009

Soto Kudus 65

Tetap Sedap Meski Tanpa Penyedap Rasa

Info Bisnis - Setiap masakan memiliki takaran sendiri untuk penyedap rasanya. Jika takarannya berlebihan yang terjadi adalah kita akan cepat haus. Masakan yang baik adalah masakan yang menggunakan bahan alami sebagai penyedap rasanya.

Meski terbilang kecil, kota Kudus ternyata kaya akan penganan khas, seperti jenang Kudus, sate kerbau, soto Kudus, lentog, dan tahu telur. Di antara deretan makanan khas kota Kretek tersebut, pamor soto kudus bisa dibilang paling mencuat.


Dibanding soto lain, soto Kudus cenderung manis dan sedikit lebih encer, serta hanya terdiri dari daging, tauge, dan seledri. Kuahnya berwarna agak kuning dengan rasa gurih dan menyegarkan.

Di Waroeng D’Hoek terdapat tempat makan yang menjual soto Kudus yang bernama Soto Kudus 65. Di sini, kaldu yang menjadi ciri khas rasanya diracik menggunakan ramuan tradisional. Sehingga bukan hanya enak dan aman dikonsumsi, tapi juga menyehatkan.

Terdapat dua macam penyajian soto Kudus, yaitu soto dan nasi dicampur atau dipisah. Tentu saja hal tersebut menyebabkan harganya manjadi berbeda, yaitu Rp7000 untuk dicampur nasi dan Rp9000 untuk dipisah.

Bicara soal penyajian, konsumen soto cenderung lebih sering minta nasi dipisah dari kuah soto. Padahal, sesuai aslinya, nasi dan kuah dalam soto kudus seharusnya dicampur. Kalau tidak dicampur, kenikmatannya akan berkurang sebab bumbu soto tidak meresap ke nasi.

Upaya Soto Kudus 65 untuk mempertahankan cita rasa asli soto Kudus antara lain dilakukan dengan mendatangkan sejumlah bahan bumbu dan kecap langsung dari kota Kudus.

Warung Soto Kudus 65, kendati cukup mini, menu yang ditawarkan ternyata tak hanya sebatas soto kudus. Ada pula telur pindang, perkedel, sate telur puyuh, sate kerang, babat goreng, dan lain-lain yang dibuat dengan resep persis hidangan di Kudus. Info Bisnis

0 komentar:

Related Article

Recent Post

Recent Comments

About This Blog

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP